Monday, June 26, 2023

Bikin Tahu Isi Pakai Wajan Lejen (Edisi 12th Wedding Anniversary)


The Arfas mengajak dulur-dulur semua Bikin Tahu Isi Pakai Wajan Lejen. Kenapa wajan ini legen? Begini ceritanya...

Jadi, kami sedang memperingati ulang tahun pernikahan dengan sederhana. Ber-haha-hihi di dapur berdua saja. Persis seperti dulu kala. Bahwa di antara perbedaan kami yang bagai kutub utara dan selatan. Ternyata dapur menyatukan kami. Memang pernikahan itu sebuah perjalanan panjang yang, insyaAllah ujungnya adalah surga. Oleh karenanya untuk Edisi 12th Wedding Anniversary ini, dengan sengaja mengajak kita untuk mengingat sesuatu yang sederhana. Supaya kita tidak lupa dari mana dulu kita memulai perjalanan bersama ini. Dan memotivasi diri agar bersemangat untuk menyongsong tantangan demi tantangan untuk mencapai tujuan. Bismillah...

Sunday, August 29, 2021

Masa Depan Dimulai Kemarin

Lah, ini kan tahun 2021. Abad 21, waktu ketika Doraemon berasal. Iya memang ini masa depan. Kalau menurut film jaman dulu. Baru nyadar? Bukan, ini bukan cetrita fiksi. Karena tiba-tiba usia saya sudah 38 ajah. Anak saya yang paling besar hampir 10 tahun. Beranjak remaja. Padahal rasanya baru kemarin saya naik bus Sumber Kencono, dari pedalam Boyolali menuju Surabaya. Kuliah di kampus ternama, di jurusan cangkrukan. Ha..ha..

Bukan.. bukan.. Tulisan ini bukan kisah nostalgia saya.

***

Rasanya tahun ini, eh.. sebenarnya tahun 2020 lalu deng, masa depan dimulai. Kalau dulu cerita tentang manusia yang dipantau oleh server di setiap geraknya hanya ada dalam film. Seperti film-film agen rahasia dan futuristik. Kini terjadi. "In Time" yang dibintang  Amanda Seyfried dan Justin Timberlake jadi contoh yang bagus. Di mana setiap manusia di bumi akan diimplan jam digital di lengannya untuk menandai waktu/usia yang tersisa. Waktu ini dapat di-top up dengan uang. Artinya, orang kaya dapat hidup selamanya. Yang kayak gini saja, sekarang sudah terjadi.

Mungkin agak lebai ya kalau dibandingkan dengan chip yang diimplan di semua orang. Namun, tahukah, Kawan. Saat ini kita selalu dipantau oleh mata yang secara sadar kita beli dengan harga yang tidak murah. Yes, itulah smart phone. Alat yang sedianya diciptakan untuk berkomunikasi, namun lebih sering jadi obat mati gaya di setiap saat. Secara tidak sadar, ia adalah mata-mata yang mengintai kita dan melaporkan setiap gerak gerik kita. Bahkan dalam sepi dan privatnya toilet, ia terus bekerja. 

Saking cintanya kita pada smart phone, tentu benda ini akan selalu berada dalam jangkauan. Inilah yang membuat kita secara tidak sadar mengijinkan diri selalu diawasi.

Kemudian muncul PeduliLindungi yang menunggangi pandemi. Entah siapa yang menunggangi dan ditunggangi. Atau mungkin mereka berteman. Belum ada bukti.

Aplikasi yang katanya besutan pemerintah ini akan mengawasi setiap gerak kita. Untuk mengkonfirmasi status setiap orang terhadap covid 19 dan vaksin. Terkait ijin akses terhadap banyak sekali fasilitas umum dan hak mobilitas kita. 

Ke depan pasti akan semakin banyak hal-hal yang mensyaratkan PeduliLindungi. Selama masih banyak keuntungan yang dapat dikeruk dari pandemi.

Mari kita hidup di masa depan dengan tetap kritis. Sebelum kritis itu diacam. Eh.. sudah ya?

Tuesday, May 2, 2017

Andira

Baru setahun usianya. Namun ia berhasil merebut perhatian orang serumah. Ayah, Bunda, Mas Damar, Aa Linggar takluk dibuatnya.